8.1 Statistika Nonparametrik
Salah satu karakteristik
prosedur-prosedur dalam metode statistika adalah kelayakan penggunaannya untuk tujuan inferensia
(penyimpulan) selalu bergantung pada asumsi-asumsi tertentu yang kaku. Prosedur
dalam analisa varians, misalnya : mengasumsikan bahwa sampel harus diambil dari
populasi-populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama.
Jika populasi yang dikaji tidak dapat memenuhi
asumsi-asumsi yang mendasari uji-uji parametrik,maka statistika nonparametrik
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan tetap sah meski hanya berlandaskan pada
asumsi-asumsi yang sangat umum. Ringkasnya, bila uji parametriknya dan
nonparametrik dapat digunakan untuk data yang sama, kita seharusnya menghindari
uji nonparametrik yang “cepat dan mudah” ini dan mengerjakannya dengan teknik
parametrik yamg lebih efisien. Akan tetapi, karena asumsi kenormalan seringkali
tidak dapat dijamin berlakunya, dan juga karena kita tidak selalu mempunyai
hasil pengukuran yang kuantitatif sifatnya, maka beruntunglah telah disediakan
sejumlah prosedur nonparametrik yang bermanfaat.
Kelebihan prosedur nonparametrik:
1. Prosedur nonparametrik memerlukan asumsi
dalam jumlah yang minimum, sehingga kemungkinan untuk digunakan secara salah
pun relatif kecil (Uji-ujinya disertai dengan asumsi-asumsi yang jauh tidak mengikat
dibandingkan dengan uji parametrik padanannya)
2. Perhitungan-perhitungannya dapat
dilakukan secara cepat dan mudah
3. Konsep-konsep dan metode-metode prosedur
nonparamterik mudah dipahami bagi peneliti yang dasar matematika dan
statistikanya kurang
4. Dapat diterapkan pada data dengan skala
pengukuran yang lemah (Datanya tidak harus merupakan pengukuran kuantitatif
tetapi dapat berupa respon yang kualitatif)
Kelemahan prosedur nonparamtrik:
1. Tidak menggunakan semua informasi dari
sampel (kurang efisien)
2. Tidak seteliti pengujian parametrik,
sehingga untuk mencapai β (peluang terjadinya kesalahan type kedua) yang sama
diperlukan sampel yang besar
8.2. Uji Tanda (Sampel Tunggal)
Uji tanda merupakan prosedur
nonparametrik yang paling sederhana untuk diterapkan, pada sembarang data yang
bersifat dikotomi yaitu data yang tidak dapat dicatat pada skala numerik tetapi
yang hanya dapat dinyatakan melalui respons positif dan negatif. Misalnya :
percobaan yang responsnya bersifat kualintatif seperti “cacat” atau “tidakt”,
atau dalam percobaan yang berhubungan dengan indera perasa yang responsnya
berupa tanda plus bila penyicip rasanya dapat mengidentifikasi bumbu yang
digunakan, atau minus bila tidak berhasil mengidentifikasi bumbu tersebut.
Asumsi yang digunakan dalam uji tanda
adalah:
1. Sampel yang diukur adalah sampel acak
dari suatu populasi dengan median yang belum diketahui
2.
Variabel yang diukur minimal mempunyai
skala pengukuan ordinal
3. Varianel
yang diukur adalah variabel kontinyu
> Pengambilan
Keputusan:
Tolak
H0 jika masuk dalam daerah kritis, dan terima H0 jika diluar daerah kritis
> Kesimpulan:
Menerima Ho menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan, sedang menolak Ho
menunjukkan adanya perbedaan
antara subyek.
Contoh-1
Berikut
ini adalah data lama waktu (dalam jam,)sebuah alat listrik pencukur rambut
dapat digunakan sebelum harus diisi tenaga listrik kembali:
1.5, 2.2, 0.9, 1.3, 2.0, 1.6, 1.8, 1.5, 2.0,
1.2, dan 1.7.
Gunakan
uji tanda untuk menguji hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa alat pencukur ini
secara rata-rata dapat bekerja 1.8 jam sebelum harus diisi tenaga listrik kembali.
Jawab:
Uji
tanda juga bisa digunakan untuk menguji hipotesis nol (median 1 – median 2 =
do) untuk observasi berpasangan. Dimana di= selisih mediannya.
Contoh:
Sebuah
perusahaan taksi hendak menetukan apakah akan menggunakan ban radial atau ban
biasa untuk meningkatkan penghematan bahan bakar. Duabelas mobil dipasang
dengan ban radial dan kemudian dicoba pada sebuah lintasan tertentu. Tanpa
mengganti supirnya, mobil-mobil yang sama kemudian dipasang dengan ban biasa
dan dicoba sekali lagi pada lintasan yang sama. Konsumsi bahan bakar, dalam
kilometer per liter, tercatat sebagai berikut:
Dapatkah
kita menyimpulkan pada taraf nyata 0.05 bahwa mobil yang dilengkapi dengan ban
radial lebih hemat bahan bakar dari pada mobil dengan ban biasa? Gunakan
hampiran normal terhadap sebaran binom.
Jawab:
1.
Sampel yang diukur adalah sampel acak
yang terdiri dari n pasangan hasil pengukuran dimana masing-masing pasangan pengukurannya
dilakukan terhadap subyek yang sama
2.
Variabel yang diukur minimal mempunyai
skala pengukuan ordinal
3.
Variabel yang diukur adalah variabel
kontinyu
4. Ke-n
pasangan hasil pengukuran independen
> Pengambilan
Keputusan:
Tolak
H0 jika masuk dalam daerah kritis, dan terima H0 jika diluar daerah kritis
> Kesimpulan:
Menerima Ho menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan, sedang menolak Ho
menunjukkan adanya perbedaan
antara subyek.
8.5. Uji Wilcoxon untuk Pengamatan
Berpasangan
Uji
tanda hanya menunjukkan tanda-tanda plus dan minus yang diperoleh dari selisih
antara pengamatan dan median dalam kasus satu-sampel, atau tanda plus dan minus
yang diperoleh dari selisih antara pasangan pengamatan dalam kasus
sampel-berpasangan, tetapi tidak memperhitungkan besarnya selisih-selisih
tersebut. Sebuah uji yang memanfaatkan baik arah maupun besar arah itu
ditemukan pada tahun 1945 oleh Frank Wilcoxon, dan sekarang uji ini dikenal
sebagai uji peringkat-bertanda wilcoxon,
atau dalam kasus pengamatan berpasangan disebut juga uji Wilcoxon bagi pengamatan berpasangan.
Asumsi
yang digunakan dalam uji Wilcoxon untuk Pengamatan Berpasangan adalah:
1 1. Data
terdiri atas n buah selisih di = Yi - Xi setiap pengukuran (Xi,Yi)
diperoleh dari pengamatan
terhadap subyek yang sama/terhadap subyek yang telah
dipasangkan dalam sampel ini diperoleh
dengan cara acak
2 2. Data
minimal mempunyai skala pengukuran interval
3 3.Variabel
selisih yang diukur adalah variabel acak kontinyu
4 4.Selisih-selisih
tsb independen
5 5.Distribusi
selisih populasi tsb setangkup/simetrik
Hitung
selisih dari setiap pasangan hasil pengukuran dan perhatikan tandanya : di
= Yi - Xi
~ Singkirkan
semua selisih yang besarnya nol, meskipun ukuran sampel n akan berukuran
~ Berilah ranking/peringkat pada ke-n selisih d1-d0 tanpa memperhatikan tandanya
~ Hitung
jumlah peringkat yang bertanda positif (w+) dan jumlah peringkat yang
bertanda
negatip (w-), kemudian ambil nilai w yang terkecil
~ Bandingkan
w terkecil dengan tabel 17 (buku Walpole)
> Pengambilan
Keputusan:
Tolak
H0 jika masuk dalam daerah kritis, dan terima H0 jika sebaliknya
8.4. Uji Jumlah Peringkat-Bertanda
Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test)
Uji
Peringkat-Bertanda Wilcoxon adalah metode
nonparametrik yang sangat sederhana yang ditemukan
oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945 untuk membandingkan nilai tengah
dua populasi bukan normal yang kontinu. Jadi singkatnya uji ini digunakan untuk
menguji hipotesis mengenai beda lokasi median.
Asumsi
yang digunakan dalam uji Wilcoxon Rank Sum Test adalah:
1 1.Data
merupakan sampel acak hasil pengamatan X1,X2,..., Xn
dari populasi satu dan sampel acak
hasil pengamatan lain Y1,Y2,...,Yn
2 2.Variabel
yang diukur minimal mempunyai skala pengukuan ordinal
3 3.Variabel
yang diukur adalah variabel kontinyu
4 4. Kedua
sampel independen
Prosedur pengujian dalam uji Wilcoxon
Rank Sum Test ini adalah:
> Perhitungan
Statistik Uji:
~ Tentukan
n1 (ukuran sampel yang lebih kecil) dan n2
~ Urutkan
semua n1 + n2 pengamatan dengan urutan dari kecil ke
besar dan beri
ranking 1,2,3 ...n1+n2 pada tiap
pengamatan dan jika terdapat pengamatan yang
besarnya sama, maka pengamatan tsb
diganti dengan rata-rata ranking
> Pengambilan
Keputusan:
Tolak
H0 jika U masuk dalam daerah kritis, dan terima H0 jika U diluar daerah kritis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar