Minggu, 18 Mei 2014

BAB VI ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA


6.1. Scatter Plot 
Sebelum menentukan bentuk hubungan dengan analisis regreis linier atau sebelum 
mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, harus dilihat apakah variabel-variabel 
tersebut mempunyai hubungan linier atau tidak dengan menggunakan scatter plot seperti 
yang dibawah ini:

 
          Grafik 1.Scatter Plot (Diagram Pencar)


Dalam scatter plot diatas ada empat kriteria,yaitu:

Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan positif, 
maka kedua variabel dinyatakan memiliki hubungan linier positif
Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif,
maka kedua variabel dinyatakan memiliki hubungan linier negatif
Bila titik-titik menggerombol tidak mengikuti garis lurus, maka kedua variabel
dinyatakan tidak memiliki hubungan yang linier
Bila titik-titik memencar atau membentuk  suatu garis lurus mengikuti sebuah pola
yang acak atau tidak ada pola, maka kedua variabel dinyatakan tidak memilki
hubungan.

         6.2. Analisis Korelasi

       Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel. Koefisien korelasi populasi ρ  (rho) adalah ukuran kekuatan hubungan linier antara dua variabel dalam populasi sedangkan koefisien korelasi sampel r  adalah estimasi dari ρ  dan digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier dalam sampel observasi. Untuk selanjutnya r disebut Koefisien Korelasi Pearson Product Momernt.

       6.2.1. Korelasi Pearson (Product Moment)
               Korelasi pearson sering juga disebut sebagai korelasi produk-momen atau korelasi saja. Korelasi pearson termasuk ke dalam statistika parametrik. Besarnya koefisien menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara dua variabel, bukan hubungan sebab akibat. Variabel yang terlibat dua-duanya bertipe numerik (interval atau rasio), dan menyebar normal jika ingin pengujian terhadapnya sah.

               Berikut ini pedoman menentukan kuat tidaknya korelasi antara dua variabel menurut Walpole :

         Tabel 1.
Menurut Sarwono (2006) Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai
berikut:
                                                    
          Tabel 2.





       Hasil dari analisis korelasi menunjukkan kekuatan atau kelemahan dari suatu
       hubungan.Nilai koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran -1 sampai dengan +1.   

       Koefisien korelasi minus menunjukkan hubungan yang terbalik, dimana
    pengaruh yang terjadi adalah pengaruh negatif. Dalam pengaruh yang negatif ini kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan suatu variabel yang lain, sedangkan penurunan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain.

       Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah dari dua variabel, 
     dimana kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain dan sebaliknya penurunan suatu variabel akan menyebabkan penurunan variabel yang lain. 

     Koefisien korelasi sebesar nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua variabel, dengan kata lain kenaikan atau penurunan suatu variabel tidak mempengaruhi variabel yang lain, jadi berapapun perubahan harga pada suatu variabel tidak akan mempengaruhi variabel yang lain karena nilainya yang tetap.


    Terdapat bermacam-macam analisis korelasi yang dapat digunakan untuk mengukur hubungan asosiatif dari suatu variabel. Korelasi yang akan digunakan tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Korelasi berdasarkan tingkatan data dapat dilihat pada tabel berikut ini:


                 Tabel.3 Korelasi Berdasarkan Tingkatan Data

               dimana:
                r = Koefisien Korelasi Sampel
                n = Ukuran Sampel
                x = Nilai dari Variabel Independen
                y = Nilai Variabel dependen

                   Dari persaamaan korelasi yang terakhir tersebut dapat dilihat adanya hubungan antara b 
            dan r. r digunakan untuk mengukur hubungan linier antara x dan y, sedangkan b   
            mengukur perubahan dalam y akibat perubahan setiap unit x.

    Dalam kasus dimanai r1 = 0,3  dan r2 = 0,6 hanya berarti bahwa terdapat korelasi positif 
    dimana r2 lebih kuat daripada r1. Adalah salah jika menyimpulkan bahwa r2
    mengindikasikan hubungan linier dua kali lebih baik dibandingkan dengan r1.

   6.2.3. Korelasi Ganda
  
  Korelasi ganda adalah korelasi yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
  atau lebih variabel terikat secara bersama-sama dengan variabel yang lain (variabel 
  bebas). Contohnya:  hubungan antara kesejahteraan pegawai, hubungan dengan 
  pemimpin, dan pengawasan dengan efektivitas kerja.



 



                         Kriteria uji : Tolak H0   jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel


                                   Kriteria uji: Tolak H0 jika zhitung > ztabel atau zhitung < -ztabel

6.4.Analisis Regresi
 
       Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai kasus yang berhubungan dengan dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan kausal atau hubungan fungsional. Hubungan kausal misalnya : hubungan antara panas dengan tingkat muai panjang, sedangkan hubungan fungsional contohnya: hubungan antara kepemimpinan dengan tingkat kepuasan kerja pegawai.
       Secara umum terdapat dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu :
       Keeratan hubungan dapat diketahui dengan analisis korelasi (bukan hubungan sebab-akibat)
       Bentuk hubungan dapat diketahui dengan analisis regresi

6.4.1. Sejarah Regresi

       Sejarah Regresi dimulai ketika Sir Francis Galton (1822-1911) yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi anak laki-laki dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (regressed) mendekati nilai populasi. Dengan kata lain, anak laki- laki dari ayah yang badannya sangat tinggi, cenderung lebih pendek dari ayahnya. Sedangkan anak laki-laki dari ayah yang badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi dari ayahnya. Sekarang istilah regresi diterapkan pada semua peramalan.

6.4.2. Definisi Regresi

       Regresi merupakan salah satu metoda dalam analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis dan memodelkan secara matematis hubungan diantara dua variabel atau lebih. Pada analisis regresi ini dikenal adanya variabel dependen (variabel tak bebas/variabel tergantung/Unknown Variable/Response Variable) dan variabel independen (variabel bebas/ Explanatory Variable/Regressor Variable/Predictor Variabls/).   Regresi dipakai untuk mengukur besarnya pengaruh perubahan pada variabel dependen yang diakibatkan perubahan pada variabel independen.

        Menurut Gujarati (2006) analisis regresi merupakan suatu kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Saat ini, analisis regresi banyak digunakan untuk menelaah hubungan dua variabel atau lebih dan menentukan pola hubungan yang modelnya belum diketahui, sehingga regresi secara aplikatif lebih bersifat eksploratif.

6.4.3. Asumsi

 

       Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sbb:
·         Error (ε) independen secara statistik
·         Distribusi probabilitas dari Error berdistribusi Normal
·         Distribusi probabilitas dari Error(*) mempunyai variansi yang konstan
·         Ada hubungan linier antara kedua variabel

        Catatan (*):
   ~  Residual adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai pengamatan 
       sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data sampel.
   ~  Error adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai pengamatan yang  
      sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data populasi.
  ~  Persamaan keduanya : merupakan selisih antara nilai duga (predicted value) dengan 
      pengamatan sebenarnya.
  ~  Perbedaan keduanya: residual dari data sampel, error dari data populasi.




 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar