6.1.
Scatter Plot
Sebelum menentukan bentuk hubungan dengan analisis regreis
linier atau sebelum
mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, harus
dilihat apakah variabel-variabel
tersebut mempunyai hubungan linier atau tidak
dengan menggunakan scatter plot seperti
Grafik
1.Scatter Plot (Diagram Pencar)
Dalam scatter plot
diatas ada empat kriteria,yaitu:
Bila
titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan
positif,
maka kedua variabel dinyatakan memiliki hubungan linier positif
Bila
titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan
negatif,
maka kedua variabel dinyatakan memiliki hubungan linier negatif
Bila
titik-titik menggerombol tidak mengikuti garis lurus, maka kedua variabel
dinyatakan tidak memiliki hubungan yang linier
Bila
titik-titik memencar atau membentuk
suatu garis lurus mengikuti sebuah pola
yang acak atau tidak ada pola,
maka kedua variabel dinyatakan tidak memilki
hubungan.
6.2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel. Koefisien
korelasi populasi ρ (rho) adalah
ukuran kekuatan hubungan linier antara dua variabel dalam populasi sedangkan
koefisien korelasi sampel r adalah estimasi dari ρ dan digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan linier dalam sampel observasi. Untuk selanjutnya r
disebut Koefisien Korelasi Pearson Product Momernt.
6.2.1. Korelasi Pearson (Product Moment)
Korelasi pearson sering juga disebut sebagai korelasi produk-momen atau
korelasi saja. Korelasi pearson termasuk ke dalam statistika parametrik.
Besarnya koefisien menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara dua
variabel, bukan hubungan sebab akibat. Variabel yang terlibat dua-duanya
bertipe numerik (interval atau rasio), dan menyebar normal jika ingin pengujian
terhadapnya sah.
Berikut ini pedoman menentukan
kuat tidaknya korelasi antara dua variabel menurut Walpole :
Tabel
1.
Menurut
Sarwono (2006) Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai
berikut:
Tabel
2.
Hasil dari analisis korelasi menunjukkan
kekuatan atau kelemahan dari suatu
hubungan.Nilai koefisien korelasi ini akan
berada pada kisaran -1 sampai dengan +1.
Koefisien
korelasi minus menunjukkan hubungan yang terbalik, dimana
pengaruh yang terjadi
adalah pengaruh negatif. Dalam pengaruh yang negatif ini kenaikan suatu
variabel akan menyebabkan penurunan suatu variabel yang lain, sedangkan
penurunan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain.
Koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang searah dari dua variabel,
dimana kenaikan suatu variabel akan
menyebabkan kenaikan variabel yang lain dan sebaliknya penurunan suatu variabel
akan menyebabkan penurunan variabel yang lain.
Koefisien korelasi sebesar nol
menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua variabel, dengan kata lain
kenaikan atau penurunan suatu variabel tidak mempengaruhi variabel yang lain,
jadi berapapun perubahan harga pada suatu variabel tidak akan mempengaruhi variabel
yang lain karena nilainya yang tetap.
Terdapat bermacam-macam analisis korelasi yang dapat digunakan untuk mengukur
hubungan asosiatif
dari suatu variabel. Korelasi yang akan digunakan tergantung pada jenis data yang akan
dianalisis. Korelasi
berdasarkan tingkatan data dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel.3 Korelasi
Berdasarkan Tingkatan Data
dimana:
r = Koefisien Korelasi Sampel
n = Ukuran Sampel
x = Nilai dari Variabel Independen
y = Nilai Variabel dependen
dan r. r digunakan untuk
mengukur hubungan linier antara x dan y, sedangkan b
mengukur perubahan dalam y
akibat perubahan setiap unit x.
Dalam kasus dimanai r1 =
0,3 dan r2 = 0,6 hanya
berarti bahwa terdapat korelasi positif
dimana r2 lebih kuat
daripada r1. Adalah salah jika menyimpulkan bahwa r2
mengindikasikan hubungan linier dua kali lebih baik dibandingkan dengan r1.
6.2.3.
Korelasi Ganda
Korelasi ganda adalah korelasi yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
atau lebih variabel terikat
secara bersama-sama dengan variabel yang lain (variabel
bebas). Contohnya: hubungan antara kesejahteraan pegawai,
hubungan dengan
pemimpin, dan pengawasan dengan efektivitas kerja.
Kriteria
uji : Tolak H0 jika thitung
> ttabel atau thitung < -ttabel
Kriteria uji: Tolak H0 jika zhitung
> ztabel atau zhitung < -ztabel
6.4.Analisis
Regresi
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai kasus
yang berhubungan dengan
dua variabel atau lebih. Hubungan
tersebut dapat berupa hubungan kausal atau hubungan fungsional. Hubungan kausal
misalnya : hubungan antara panas dengan tingkat
muai panjang, sedangkan hubungan fungsional contohnya: hubungan antara
kepemimpinan dengan tingkat kepuasan kerja pegawai.
Secara umum terdapat dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih,
yaitu :
Keeratan hubungan dapat diketahui dengan analisis
korelasi (bukan hubungan sebab-akibat)
Bentuk hubungan dapat diketahui dengan analisis regresi
6.4.1.
Sejarah Regresi
Sejarah Regresi dimulai ketika Sir
Francis Galton (1822-1911) yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki
dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi anak laki-laki
dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (regressed)
mendekati nilai populasi. Dengan kata lain, anak laki- laki dari ayah yang
badannya sangat tinggi, cenderung lebih pendek dari ayahnya. Sedangkan anak
laki-laki dari ayah yang badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi dari
ayahnya. Sekarang istilah regresi diterapkan pada semua peramalan.
6.4.2.
Definisi Regresi
Regresi merupakan salah satu metoda dalam
analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis dan memodelkan secara
matematis hubungan diantara dua variabel atau lebih. Pada analisis regresi ini
dikenal adanya variabel dependen (variabel tak bebas/variabel tergantung/Unknown Variable/Response Variable) dan variabel independen (variabel
bebas/ Explanatory
Variable/Regressor Variable/Predictor Variabls/). Regresi dipakai untuk mengukur besarnya pengaruh perubahan
pada variabel dependen yang diakibatkan perubahan pada variabel independen.
Menurut Gujarati (2006)
analisis regresi merupakan suatu kajian terhadap hubungan satu variabel yang
disebut sebagai variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama
disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga
sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis
regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa
variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Saat ini, analisis
regresi banyak digunakan untuk menelaah hubungan dua variabel atau lebih dan
menentukan
pola hubungan yang modelnya belum diketahui, sehingga regresi secara aplikatif
lebih bersifat eksploratif.
6.4.3. Asumsi
Penggunaan regresi linear
sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sbb:
·
Error (ε) independen
secara statistik
·
Distribusi
probabilitas dari Error berdistribusi Normal
·
Distribusi
probabilitas dari Error(*) mempunyai variansi yang konstan
·
Ada hubungan
linier antara kedua variabel
Catatan (*):
~
Residual adalah selisih antara nilai duga
(predicted value) dengan nilai pengamatan
sebenarnya apabila data yang
digunakan adalah data sampel.
~
Error adalah selisih antara nilai duga
(predicted value) dengan nilai pengamatan yang
sebenarnya apabila data yang
digunakan adalah data populasi.
~
Persamaan keduanya : merupakan selisih antara
nilai duga (predicted value) dengan
pengamatan sebenarnya.
~
Perbedaan keduanya: residual dari data sampel,
error dari data populasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar